KUTAI KARTANEGARA, eksposisi.com – Warga Desa Lebak Mantan, Kecamatan Muara Wis, memanfaatkan potensi lahan yang masih luas untuk meraup penghasilan dengan menggarap perkebunan sawit.
Kepala Desa Lebak Mantan Satibi Yusuf mengatakan, sebagian besar penduduknya memiliki lahan perkebunan sawit secara mandiri. Tanaman sawit yang ditanam oleh warga dilakukan sejak puluhan tahun silam, sehinga petani sawit saat ini sudah ada yang merasakan hasilnya.
“Ada sekitar 300 petani sawit plasma secara individu, dan non plasma sekitar 100 petani sawit. Luasan lahan petani sawit kita ada sekitar 500 hektare,” kata Satibi Yusuf.
Hasil perkebunan sawit masyarakat ini dijual kepada pengepul dengan harga Rp2000 perkilo. Hasil yang didapat para petani itu tidak terlepas dari peran pemerintah desa, yang turut mendukung sektor perkebunan yang dilakukan oleh masyarakat.
Adapun dukungan yang diberikan kepada petani sawit yakni, bantuan pupuk bersubsidi untuk petani sawit pemula.
“Setiap tahun kami berikan bantuan pupuk subsidi kepada petani sawit maupun petani ketahanan pangan, sementara untuk tahun ini belum ada,” jelasnya
Di Desa Lebak Mantan ada 2 perusahaan perkebunan sawit, dengan luasan lahan yang digarap sekitar 3000 hektare. Keberadaan perusahaan perkebunan sawit ini bisa memberikan manfaat atau peluang, untuk masyarakat maupun pemerintah desa.
“Kalau desa yang terlibat BUMDesnya. BUMDes bersinergi dengan perusahaan dengan mengambil ongkos angkut TBS dan juga CPOnya,” ungkapnya.
Ia berharap, BUMDes bisa memberikan sumbangsih lebih terhadap Pendapatan Asli Desa (PADes). Saat ini PADes yang dihasilkan BUMDes sekitar Rp60-70 juta pertahunnya.
“BUMDes berdiri sejak 2017, tahun ini BUMDes sebagian sudah bermitra dengan perusahaan perkebunan sawit,” pungkasnya. (adv)