MAHAKAM ULU, eksposisisi.com – Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan salah satu wilayah perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia, yang baru saja di mekarkan dari Kabupaten Kutai Barat (Kubar) sejak 9 tahun silam.
Sayangnya, sampai saat ini masyarakat di ujung Negeri itu, belum merasakan sentuhan pembangunan yang serius dari Pemerintah Pusat. Salah satunya dari sisi pembangunan infrastruktur jalan yang sangat memperihatinkan, terutama dari Ibu Kota Kabupaten yakni Kecamatan Long Bagun, menuju dua kecamatan di Wilayah Perbatasan yakni Kecamatan Long Pahangai dan Long Apari.
Wakil Bupati Mahakam Ulu, Yohanes Avun, yang meninjau langsung kondisi jalan tersebut baru-baru ini mengaku prihatin, dengan kondisi jalan di wilayahnya, yang hampir semua rusak parah. Apalagi saat di guyur hujan, kondisi berlumpur, sangat sulit di lalui kendaraan. Bahkan ada yang harus bermalam di perjalanan akibat kendaraan rusak di tengah perjalanan.
“Banyak kendaraan yang antri atau parkir di jalan, untuk mengangkut sembako ke daerah Long Pahangai dan Long Apri, tidak bisa jalan karena jalannya sangat rusah parah, dan itu tidak mengkin kalau di pelihara biasa-biasa saja, karena masih jalan tanah dan belum terbentuk,” kata Wabub Yohanes Avun, pada Selasa (17/1/2023).
Sepanjang kurang lebih 280 kilometer.
Ia berharap adanya perhatian dari Pemerintah Pusat agar betul-betul serius menangani jalan sepanjang kurang lebih 280 kilometer ini, karena ini jalan menuju daerah perbatasan.
“Dimana ada manusia disana, bukan “kera”, jadi supaya ini betul-betul di perhatikan. Tidak hanya diperbaiki biasa saja, tapi betul-betul di tangani di bangun dengan serius,” tambahnya
Yohanes Avun, mengharapkan anggaran pemerintah pusat bisa di alokasikan secara proporsional ke setiap daerah di Indonesia, sehingga terwujudnya pembangunan yang merata sampai ke plosok Negeri, saperti di Kabupaten Mahakam Ulu.
“Anggaran di pusat itu, tolong dialokasikan juga di sini. Jangan hanya bangun di daerah Jawa, Sumatera saja, bangun juga di daerah kami ini, kami juga manusia. Jadi mohon perhatian dari Pemerintah Pusat,” ucapnya.
Ia juga berharap agar pihak terkait terjun langsung melihat kondisi di lapangan. Tidak hanya mendengar laporan, agar bisa merasakan kesulitan yang di hadapi warga perbatasan, sehingga bisa menyampaikan kondisi sesungguhnya kepada pengambil kebijakan di Pemerintah Pusat.
“Lihat kondisi di lapangan sini karena ini jalannya rusak parah, menderita masyarakat di sini. Ada yang 4 hari 4 malam tidur di jalan karena tidak bisa lewat jalan rusak, ada yang kampas rem dan sebagainya rusak akibat jalan yang tidak standar seperti ini. Jadi supaya menjadi perhatian pemerintah pusat, betul-betul dari PUPR jangan hanya laporan baik-baik saja kepada Presiden, tapi kondisi jalannya seperti ini, rusak parah,” tutupnya. (mhl)