KUTAI KARTANEGARA, eksposisi.com – Masyarakat di kawasan Jalan Pahlawan, RT 07 Kelurahan Bukit Biru, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mengeluhkan sampah yang menumpuk di luar tempatnya menggangu kenyamanan dan membahayakan.
Meski di kawasan tersebut sudah disediakan tempat sampah, masih banyak masyarakat yang enggan membuang sampah ke dalam tempatnya. Akibatnya, sampah menumpuk di samping bahkan ke jurang di belakang lokasi tersebut.
Ketua RT 07 Bukit Biru, Sariono, mengungkapkan sebagian besar sampah yang dibuang bukan hanya sampah rumah tangga, tetapi juga limbah seperti kayu, kaca, kasur, hingga sisa kebun.
“Kayu, kaca, kasur itu sebenarnya bukan sampah rumah tangga. Sampah rumah tangga itu ya plastik-plastik. Tapi kenyataannya semua dibuang jadi satu di situ,” ujar Sariono..
Ia juga menyesalkan kebiasaan warga yang kerap membuang sampah sembarangan, bahkan hanya melempar dari kendaraan, tanpa memasukkan ke dalam tempat sampah.
“Padahal baknya kosong, tapi tetap saja ditaruh di luar. Sudah jadi kebiasaan di situ,” katanya.
Selain sampah rumah tangga, warga sekitar juga mengeluhkan adanya pembuangan sisa ikan dan material bangunan di lokasi tersebut, yang memperparah bau dan menyulitkan petugas pengangkut sampah. Sehingga, tumpukan sampah yang tidak tertangani sering dibakar hingga menimbulkan asap polusi.
Ia menjelaskan, tempat sampah tersebut bersifat sementara, karena berada di atas lahan perkebunan.
“Kalau lahan itu nanti sudah dipakai pihak perkebunan, otomatis tong sampah akan dipindah lagi. Jadi sebenarnya Bukit Biru tidak punya tong sampah sendiri, itu hanya kebijakan sementara,” jelasnya.
Keluhan juga datang dari Atik, salah satu pedagang di sekitar lokasi. Ia menyebut sampah yang menumpuk tidak hanya berasal dari masyarakat sekitar. Sehingga sampah terus menumpuk, meski setiap pagi ada petugas pengangkut sampah.
Selain itu, ia juga mengeluhkan bau yang ditimbulkan akibat pembuangan sisa ikan laut di lokasi tersebut.
“Kalau sudah ada sisa ikan dibuang di situ, baunya lumayan menyengat. Susah juga buat orang yang berjualan di sekitar,” katanya.
Diharapkan adanya kesadaran bersama agar tidak lagi membuang sampah sembarangan. Apalagi lokasinya berada di pinggir jalan raya yang rawan membahayakan pengguna jalan jika sampah tercecer.
Selain itu peran dari seluruh pihak, terutama pemerintah kelurahan maupun Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kukar untuk aktif melakukan sosialisasi terkait pemilahan sampah rumah tangga dan non-rumah tangga, agar persoalan serupa tidak terus berulang. (rpp/fdl)