KUTAI KARTANEGARA, eksposisi.com – SMAN 1 Muara Jawa mencatat prestasi membanggakan dengan meraih juara pertama pada lomba inovasi bidang pendidikan dalam ajang Inovasi dan Kreativitas Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Acara ini digelar Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kukar di Aula Serbaguna Bappeda Kukar, pada Selasa (23/9/2025).
Kepala SMAN 1 Muara Jawa, Wahyono, mengatakan bahwa penghargaan ini merupakan dari komitmen sekolah yang sejak lama mengusung konsep Adiwiyata Mandiri.
“Inovasi pertama yang kami lakukan adalah pengelolaan air. Siswa di SMA 1 Muara Jawa sudah terbiasa membawa tumbler, sehingga tidak lagi membeli air kemasan plastik. Kami memiliki sumber air yang bagus, diolah menggunakan teknologi reverse osmosis, sehingga bisa langsung dikonsumsi gratis di sekolah,” ujarnya.
Dengan jumlah siswa dan pegawai mencapai sekitar 900 orang, inovasi ini dinilai mampu menekan sampah plastik secara signifikan.
“Kalau masing-masing membeli satu botol plastik setiap hari, ada 900 botol sekali pakai yang terbuang. Dengan tumbler dan air olahan sendiri, itu bisa ditekan,” jelas Wahyono.
Selain pengelolaan air, SMAN 1 Muara Jawa juga mengembangkan inovasi pembuatan pyrolysis atau asap cair. Produk ini diolah dalam beberapa tingkatan, mulai dari insektisida alami hingga pengawet makanan.
“Inovasi ini sudah berjalan sejak tahun 2022. Bahkan untuk pengelolaan air lebih lama lagi, sejak kami mengikuti Adiwiyata tingkat kabupaten sekitar empat tahun lalu,” katanya.
Komitmen sekolah terhadap inovasi juga tampak saat pelaksanaan turnamen olahraga Separa Jaku Cup ke-11 beberapa waktu lalu. Semua peserta dari berbagai daerah, termasuk Samarinda, Balikpapan, dan Paser, difasilitasi air minum gratis oleh sekolah tanpa menggunakan kemasan plastik.
Kemudian, Wahyono menyebut pihaknya kini tengah merespons tantangan baru dari Brida Kukar.
“Kami ditantang untuk mengolah air hujan menjadi air layak minum. Ini masih kami kembangkan. Sementara inovasi yang sudah ada tetap dipertahankan,” ucapnya.
Ia menegaskan, inovasi yang dilakukan sekolah bukan hanya untuk lomba semata, melainkan sebagai langkah menjaga lingkungan. Upaya menekan penggunaan plastik sekali pakai diyakini mampu mencegah pencemaran tanah maupun laut, sekaligus menjaga bumi agar tetap lestari bagi generasi mendatang. (rpp/fdl)