KUTAI KARTANEGARA, eksposisi.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) saat ini tengah gencar melakukan intervensi beserta sosialisasi terkait dengan permasalahan stunting. Salah satu intervensi yang dilakukan ialah dengan membuat pusat Posyandu di sejumlah kecamatan yang ada di Kukar.
Hal tersebut dibuktikan dengan diresmikannya gedung baru yang digunakan sebagai wadah aktivitas Posyandu yang diberi mama Posyandu Edelweis, yang terletak di RT 12, Desa Jembayan, Kecamatan Loa Kulu.
Pembangunan Gedung Posyandu Edelweis ini pun mendapat respon positif dari Kecamatan Loa Kulu. Karena, gedung ini bisa digunakan bagi kader-kader Posyandu untuk menekan tingginya kasus stunting di Kecamatan Loa Kulu.
“Maka dengan hal ini, program yang harus dicermati ialah bagaimana penanganan stunting ini harus dipercepat. Dan ini harus sesuai dengan instruksi Bupati Kukar. Kami selalu koordinator bersama-sama melakukan pencegahan dengan berkoordinasi pimpinan Puskesmas, Kades serta tingkat RT, ditambah lagi dengan ada bangunan baru tentunya ini menjadi penyemangat para kader-kader hebat kami,” kata Camat Loa Kulu, Adriansyah.
Ia berkomitmen untuk terus memantau kondisi mengevaluasi terus perkembangan penanganan stunting di Kecamatan Loa Kulu. Evaluasi tersebut dapat membantu dalam menentukan apakah program ini berhasil meningkatkan kondisi atau mengalami kemunduran.
“Komitmen untuk terus berupaya dalam mengajak seluruh lapisan masyarakat dalam pencegahan stunting menunjukkan keseriusan dan kepedulian yang besar dari pemerintah daerah dan para pembina di tingkat kecamatan,” katanya.
Dengan ditetapkannya Desa Jembayan sebagai desa percontohan penanganan stunting. kecamatan Loa Kulu pun menjalankan program pemberian makanan tambahan untuk bayi dan balita.
Program ini juga tidak hanya dalam bentuk makanan melainkan juga dalam bentuk sosialisasi dan edukasi yang diberikan oleh Dinkes, Puskesmas hingga Pemdes khususnya ibu-ibu PKK.
“Dapat dikatakan bahwa ini juga merupakan salah satu program kecamatan yang diarahkan langsung kepada para kepala desa untuk pemenuhan gizi masyarakatnya. Anggarannya sendiri sudah ada dari APBDes dan inilah yang kemudian harus diakomodir oleh para kepala desa bersama para ibu-ibu pkk berikut juga para ketua RT-nya,” jelasnya
Adapun terkait dengan fasilitas pemenuhan kebutuhan untuk posyandu di setiap desa belum maksimal. Ia mengatakan saat ini pihaknya masih berusaha meningkatkan. Mengingat, disini terdapat 15 desa. Dengan jumlah yang begitu banyak, ia mengatakan masih ada sejumlah desa yang menumpang di Posyandu lainnya.
“Kita ingin dari sini punya posyandu milik kita sendiri, berdiri di tanah desa kita sendiri. Saya harap pemkab kukar dan bapak bupati dapat terus memberikan perhatian pada hal-hal yang masih kurang ini agar dapat ditingkatkan, dibenahi dan dibangunkan fasilitasnya dengan baik,” tutupnya. (adv/diskominfo/kukar/320)