Home / Bisnis / Ekonomi / Energi / Pemerintah / Politik

Kamis, 22 Juni 2023 - 17:04 WIB

Luhut Sebut Program Kebanggaan Presiden Jokowi Berhasil Meningkatkan Nilai Ekspor Menjadi Rp504 Triliun

Luhut Binsar Panjaitan - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi

Luhut Binsar Panjaitan - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi

JAKARTA, eksposisi.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan menyebut program hilirisasi nikel Indonesia yang menjadi kebanggaan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ini berhasil meningkatkan nilai ekspornya menjadi US$ 33,81 miliar atau Rp504,2 triliun (kurs Rp14.915 per US$) pada tahun 2022.

Angka tersebut melonjak 745% dari nilai ekspor pada tahun 2017, ketika Indonesia hanya mengekspor bahan mentah berupa biji nikel. Nilai ekspor nikel pada 2017 yakni hanya sekitar US$ 4 miliar.

“Dulu pendapatan kita hanya US$ 4 miliar di 2017. Tahun lalu US$ 34 miliar. Dan tahun ini saya pikir bisa naik,” ujar Luhut Binsar Panjaitan.

Baca Juga :  Bapemperda DPRD Kukar Sedang Malakukan Finalisasi Rancangan Perda Permudah Investasi Daerah

Saat ini pemerintah terus gencar menggenjot program hilirisasi di dalam negeri. Pemerintah kata Luhut, tidak akan melakukan kegiatan penjualan bahan mentah ke luar negeri.

“Kita sudah mempunyai industrinya tapi ini baru satu sektor saja. Kita belum bicara bagaimana hilirisasi besi baja dan lainnya,” katanya.

Sampai pada April 2023 ini, realisasi nilai ekspor nikel hasil hilirisasi sudah mencapai US$ 11 miliar atau Rp 165 triliun.

Sebagaimana diketahui, karena program hilirisasi nikel dan larangan ekspor bijih nikel, pemerintah Indonesia digugat oleh Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO).

Menko Luhut juga kelihatan sangat geram saat berbicara mengenai WTO. Indonesia saat ini menguasai cadangan mineral kritis berupa nikel yang cukup besar. Oleh sebab itu, ia mempertanyakan kenapa negara ini tidak boleh mengolah bijih nikelnya sendiri di dalam negeri.

Baca Juga :  Keberadaan RPB di Desa Jonggon Dinilai Bisa Meningkatkan Penghasilan Petani Jahe

“Jadi kenapa kita tidak boleh mengolah mineral kita sendiri kenapa harus diekspor,” ujar Luhut.

Ia pun heran dengan WTO yang memaksa Indonesia untuk mengekspor bahan mentah berupa nikel. Padahal dengan Indonesia melakukan kegiatan hilirisasi di dalam negeri, negara ini mendapatkan untung.

“Hilirisasi nikel dalam negeri selain meningkatkan perekonomian di dalam negeri juga menciptakan lapangan pekerjaan. Sehingga membuat usaha kecil menengah dapat turut berpartisipasi,” pungkasnya. (adm)

Share :

Baca Juga

Advertorial

Sekda Kukar Pimpin Apel Siaga Petugas Pengamanan Pemilu 2024

Advertorial

Peningkatan dan Pengembangan UMKM Masih Terus Gencar Degenjot Pemkab Kukar

Advertorial

Pemkab Kukar Menggelar FGD Bersama Seluruh Anggota Badan Permusyawaratan Desa

Advertorial

Wabup Kukar Jadikan Momentum Idul Fitri Menyapa Masyarakat Pesisir

Advertorial

Paripurna Istimewa Peringatan HUT ke-241 Kota Tenggarong Dihadiri Banyak Legislator dari Luar Daerah

Advertorial

Bupati Edi Damansyah Melakukan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Baru RSUD AM Parikesit

Advertorial

Fraksi Demokrat DPRD Kutim Dorong Program yang Menjadi Kebutuhan Masyarakat Melalui APBD 2024

Advertorial

Asisten I Setkab Kukar Hadiri Rapat Pleno DPHP dan Penetapan DPS