KUTAI KARTANEGARA, eksposisi.com –Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Kartanegara (Kukar) mendapat apresiasi atas inisiatifnya untuk melestarikan bahasa Kutai melalui pembelajaran muatan lokal (Mulok) di sekolah-sekolah.
Salah satu sekolah yang mengapresiasi ialah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 009 Tenggarong. Menurut Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 009 Tenggarong, Norma Ningsih bahwa keputusan ini sangat penting untuk menjaga kelestarian bahasa daerah yang mulai tergeser oleh pengaruh bahasa asing.
Norma menekankan bahwa penerapan bahasa Kutai sebagai mata pelajaran melalui peraturan daerah merupakan langkah yang tepat, untuk mempertahankan identitas budaya setempat.
Menurutnya, kebijakan ini tidak hanya membantu menjaga keberlangsungan bahasa Kutai, tetapi juga dapat menjadi model bagi daerah lain untuk melestarikan bahasa daerah masing-masing.
“Saat ini kita sudah menerapkan pembelajaran bahasa Kutai. Kita melihat bahwa bahasa Kutai semakin jarang digunakan, terutama di kalangan generasi muda yang lebih banyak terpapar oleh bahasa asing melalui media dan teknologi. Jika tidak ada upaya pelestarian seperti ini, bahasa Kutai bisa perlahan-lahan menghilang,” jelas Norma.
Dia juga menekankan pentingnya memulai pelestarian dari tingkat sekolah dasar, di mana anak-anak masih dalam proses pembentukan identitas dan belum terlalu dipengaruhi oleh budaya luar.
“Melestarikan bahasa daerah sejak usia dini sangat penting, terutama di tingkat sekolah dasar, karena anak-anak pada usia ini belum terlalu dipengaruhi oleh budaya luar,” tambahnya.
Ia berharap bahwa upaya ini dapat memperluas penggunaan bahasa Kutai, tidak hanya di wilayah asalnya, tetapi juga di daerah lain, sebagai bagian dari upaya memperkenalkan dan melestarikan kekayaan budaya Indonesia.
“Dengan semakin maraknya penggunaan bahasa asing, kita harus lebih giat dalam mengembangkan dan mempertahankan bahasa daerah kita, agar tetap menjadi bagian yang hidup dari identitas kita,” pungkasnya. (adv/disdikbud/kukar)