KUTAI KARTANEGARA, eksposisi.com – Desa Giri Agung, Kecamatan Sebulu, Kutai Kartanegara (Kukar) memiliki potensi unggulan di sektor pertanian padi sawah. Kemudian diikuti dengan kelapa sawit, buah kelapa, juga sektor peternakan sapi dan kambing.
Kepala Desa Giri Agung, Supriyadi, mengatakan, pihaknya memaksimalkan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mengelola sektor pertanian padi sawah. Terutama, dalam pengelolaan hilirisasi. Dalam setahun, hasil pertanian padi sawah di Desa Giri Agung bisa mencapai 900 ton.
“Kami sudah bisa dikatakan sebagai desa mandiri. Sebab, sudah dapat menghasilkan beras secara mandiri, akan tetapi masih dikelola oleh swasta. Kami juga sudah mengsupply kebutuhan daerah lain dan perusahaan-perusahaan besar di wilayah Sebulu,” ujar Supriyadi.
Namun, saat ini BUMDes Giri Agung sudah dilengkapi berbagai infrastruktur untuk pengolahan hilirisasi pertanian. Bahkan, pada Januari 2023 lalu, lumbung pangan dan lantai jemur telah diresmikan bersamaan dengan pembangunan gudang dan Rice Milling Unit (RMU).
BUMDes Giri Agung juga menjadi satu-satunya di Kecamatan Sebulu yang sudah terintegrasi langsung perizinannya dengan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes-PDTT) dan Kemenkumham. Tentu secara resmi telah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) untuk sistem pengolahan perdagangannya.
Oleh sebab itu, Pemerintah Desa (Pemdes) berencana membuat program yang didalamnya sektor pertanian seluruhnya dikelola oleh BUMDes, yang bersinergi dengan Badan Usaha Logistik (Bulog) untuk pengendalian harga berasnya.
“Sehingga, petani akan mendapatkan harga yang sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET). Saat musim panen harga juga tidak jatuh ataupun tinggi. Program ini akan segera kita lakukan setelah lebaran,” tutupnya. (adv)