KUTAI KARTANEGARA, eksposisi.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) terus memperkuat sistem tata kelola pemerintahan berbasis elektronik. Hal itu terlihat dari pelaksanaan Rapat Koordinasi (Rakor) Optimalisasi Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi (Srikandi) yang dirangkai dengan Anugerah Literasi Kukar 2025 di Pendopo Odah Etam, Tenggarong, pada Kamis (16/10/2025).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Bupati Kukar, Aulia Rahman Basri, didampingi Sekretaris Daerah (Sekda), Sunggono, serta Plt Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diarpus) Kukar, Rinda Desianti.
Dalam laporannya, Rinda menjelaskan bahwa pelaksanaan Rakor ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan Keputusan Menteri PAN-RB Nomor 679 Tahun 2020 yang menetapkan Srikandi sebagai aplikasi umum bidang kearsipan dinamis.
“Melalui sistem ini, setiap dokumen resmi pemerintahan dikelola secara digital, terintegrasi, dan terdokumentasi secara rapi,” ujar Rinda Desianti.
Menurutnya, masih ada sejumlah perangkat daerah yang belum memaksimalkan penggunaan aplikasi tersebut. Padahal, keberadaan Srikandi menjadi tolok ukur keteraturan administrasi serta efisiensi dalam tata naskah dinas.
“Aplikasi ini mendukung terciptanya pemerintahan yang bersih, transparan, dan akuntabel. Karena itu, seluruh OPD diharapkan dapat meningkatkan kedisiplinan dalam pengelolaan arsip dinamis melalui Srikandi,” jelas Rinda.
Ia memaparkan, dari 59 perangkat daerah, tiga OPD tercatat paling aktif menggunakan aplikasi ini, yakni Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) dengan 12.393 naskah keluar, disusul Sekretariat Daerah dengan 6.973 naskah, dan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) dengan 5.967 naskah.
Sementara di tingkat kecamatan, Muara Badak, Sebulu, dan Kota Bangun menjadi wilayah dengan kinerja terbaik dalam pengelolaan arsip digital. Namun, ada sejumlah OPD dan kecamatan masih belum optimal.
Rinda menyebutkan empat kecamatan yang belum sama sekali menggunakan aplikasi Srikandi, yakni Kembang Janggut, Muara Kaman, Muara Muntai, dan Samboja. Kondisi ini menjadi bahan evaluasi untuk mendorong pemerataan penerapan sistem di seluruh wilayah.
Selain fokus pada arsip digital, Rakor ini juga dirangkai dengan Anugerah Literasi Kukar 2025, yang merupakan bentuk penghargaan terhadap individu, lembaga, dan komunitas yang aktif mendorong peningkatan budaya baca masyarakat.
Menurut Rinda, Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) dan Tingkat Gemar Membaca (TGM) Kukar masih tergolong rendah. Karena itu, diperlukan kolaborasi lintas sektor agar literasi dapat berkembang sebagai bagian penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.
“Literasi bukan hanya soal membaca, tetapi kemampuan memahami, menganalisis, dan memanfaatkan informasi untuk kemajuan diri dan daerah. Kami juga tengah mendorong transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial agar menjadi pusat belajar dan inovasi masyarakat,” ucapnya.
Sementara itu, Bupati Kukar, Aulia Rahman Basri menilai penerapan aplikasi Srikandi membawa perubahan besar dalam sistem kerja birokrasi di Kukar.
Menurutnya, digitalisasi arsip telah meningkatkan kecepatan dan efisiensi proses administrasi tanpa terkendala jarak dan waktu.
“Selama ini tugas-tugas kami sangat terbantu dengan adanya aplikasi Srikandi. Meski berada di tempat berbeda, proses penandatanganan dan persetujuan naskah bisa dilakukan pada hari yang sama,” ujarnya.
Ia mengatakan, sistem digital seperti Srikandi merupakan bagian dari upaya Pemkab Kukar menuju pemerintahan yang modern, efektif, dan responsif.
“Kita ingin seluruh proses birokrasi berjalan cepat dan transparan. Karena itu, penguatan digitalisasi di setiap sektor, termasuk kearsipan dan literasi, akan terus kita dorong,” pungkasnya. (adv/prokom/kukar)








