KUTAI KARTANEGARA, eksposisi.com – Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bekayuh Baumbai Bebudaya Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara (Kukar) terus meraih penghargaan mulai dari tingkat kabupaten, provinsi hingga nasional.
Torehan prestasi diraih desa yang berada di Kecamatan Kota Bangun ini, mulai tingkat kabupaten, provinsi hingga nasional. Sebut saja, penghargaan Kalpataru tingkat kabupaten, 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI), juara 3 Nasional Kategori Kelembagaan Desa Wisata Indonesia.
Kemudian menyabet dua penghargaan sekaligus pada ajang Tourism Entrepreneural Marketing Awards 2023 dan yang terbaru, yakni penghargaan Kalpataru tingkat Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tahun 2023.
Peraihan Penghargaan Kalpataru tingkat Provinsi Kaltim ini disebut tidak terlepas dari peran Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kukar. Beberapa tahun yang lalu, instansi ini telah memprogramkan penanaman pohon hingga desa ramah lingkungan.
Bahkan, pemerintah desa wisata yang berfokus pada kawasan konservasi pesut mahakam yang menjadi hewan endemik Kaltim ini, telah membuat Peraturan Desa (Perdes) nomor 2 tahun 2018, tentang larangan alat tangkap ikan kurang ramah lingkungan, seperti penggunaan alat setrum maupun bom ikan.
“Tahun 2022 lalu kita dapat penghargaan Kalpataru tingkat kabupaten. Kemudian kita diikutsertakan di provinsi, Alhamdulillah kita kembali meraih penghargaan Kalpataru di Kaltim, dengan kategori penyelamat lingkungan,” ujar Ketua Pokdarwis Bekayuh Baumbai Bebudaya Desa Pela, Alimin.
Melalui prestasi ini, diharapkannya bisa menjadi langkah untuk mengikuti Kalpataru di tingkat nasional, dengan kategori penyelamat lingkungan pada 2024 mendatang. Sehingga, bisa memperkenalkan kembali potensi Desa Wisata Pela dan menjadi yang terbaik di Indonesia.
“Nanti kita akan berkoordinasi dengan DLHK Kukar dan Kaltim, bagaimana cara bisa ikut ke tingkat nasional,” katanya.
Ia juga menjelaskan, bahwa Desa Wisata Pela sudah sejak tahun 2019 lalu sudah memang fokus terhadap konservasi Pesut Mahakam. Bahkan, tengah menjalin kerjasama dengan Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI).
Selain itu, dukungan juga datang dari Pertamina Hulu Mahakam (PHM). Sejumlah bantuan telah diberikan ke Desa Wisata Pela. Diantaranya alat untuk menjauhkan Pesut Mahakam darai jaring nelayan dan alat untuk mendengarkan suara pesut melalui teknologi.
“Dari 2018 kita sudah fokus konservasi Pesut Mahakam. Kita juga bisa mendengarkan suara Pesut Mahakam dengan scan barcode di Museum Nelayan desa,” pungkasnya. (kkr)