KUTAI KARTANEGARA, eksposisi.com – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kutai Kartanegara (Kukar), menyoroti maraknya marjinalisasi perempuan di kalangan masyarakat.
Kepala DP3A, Bambang Arwanto, mengatakan pandangan bahwa perempuan memiliki kedudukan yang lebih rendah dari laki-laki memang merupakan salah satu dampak dari budaya patriarki yang kuat di beberapa daerah.
Pandangan ini tidak produktif bagi pembangunan, karena menghalangi perempuan untuk berpartisipasi secara penuh dan setara dalam berbagai bidang kehidupan.
“Narasi bahwa perempuan dan laki-laki harus sejajar adalah isu penting yang diangkat oleh pemerintah nasional. Ketika perempuan tidak memiliki kedudukan yang sama dengan laki-laki, ini berdampak negatif pada ekonomi, menyebabkan ketidakseimbangan dalam pertumbuhan ekonomi antara perempuan dan laki-laki,” ujar Bambang.
Ia menjelaskan, bahwa ekonomi kecil banyak digerakkan oleh perempuan, dengan hampir 50% dari sektor ini dijalankan oleh perempuan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memberdayakan perempuan agar mereka dapat berkontribusi secara maksimal dalam pembangunan ekonomi.
“Kesetaraan gender bukan hanya masalah keadilan sosial, tetapi juga kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif,” katanya.
Oleh karena itu, guna mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan, ada beberapa langkah yang bisa diambil, diantaranya Edukasi dan Pelatihan, Kebijakan dan Peraturan dan Pemberdayaan Komunitas
Menurutnya, dengan menerapkan langkah-langkah ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi perempuan. Ini tidak hanya akan membantu perempuan mencapai potensi penuh mereka, tetapi juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih adil dan merata.
“Upaya untuk kesetaraan gender harus terus dilanjutkan dengan komitmen dan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil,” tutupnya. (adv/diskominfo/kukar/317)