KUTAI KARTANEGARA, eksposisi.com – Intensitas hujan yang cukup tinggi, hingga menyebabkan Sungai Belayan meluap. Sehingga air yang sempat merendam wilayah Kecamatan Tabang mengalir ke dataran yang lebih rendah di kawasan Kecamatan Kembang Janggut. Akibatnya, 11 desa di Kecamatan Kembang Janggut terendam banjir, pada Selasa (25/1/2022).
Camat Kembang Janggut, Tego Yuwono, mengatakan, banjir yang merendam 11 desa di wilayahnya disebabkan kiriman air dari daerah hulu, yaitu dari Kecamatan Tabang.
“Di sana menurun, kita naik. Nanti kita turun dan Kecamatan Kenohan naik. Biasa begitu tiga sampai empat hari,” ujar Tego.
Ia pun menjelaskan, sebagian besar wilayah desa di Kecamatan Kembang Janggut terletak di bantaran Sungai Belayan. Sehingga hampir keseluruhan desa di Kembang Janggut terendam banjir. Ia pun menerima informasi, bahwa ada 11 desa yang terendam banjir dengan ketinggian air yang bervariasi. Desa Genting Tanah ketinggian air mencapai 100-150 sentimeter, Desa Loa Sakoh 100-150 sentimeter, Desa Hambau 40-150 sentimeter, Desa Kembang Janggut 80-120 sentimeter, Desa Kelekat 80-120 sentimeter, Desa Pulau Pinang 50-120 sentimeter, Desa Muai 40-150 sentimeter, Long Beleh Haloq 40-130 sentimeter, dan Long Beleh Modang ketinggian mencapai 1-2 meter. Sedangkan Desa Bukit Layang dan Perdana, tinggi banjir mencapai 1-1,5 meter. Banjir yang merendam 11 desa tersebut menyebabkan 9.000 jiwa terdampak.
“Yang parah itu Desa Long Beleh Modang, karena itu di seberang sungai posisinya,” sebut Tego.
Selain faktor kiriman air dari daerah hulu, banjir tersebut juga disebabkan oleh intensitas hujan yang cukup tinggi beberapa hari ini, yang telah mengguyur wilayah Kecamatan Kembang Janggut.
“Kembang janggut juga hujan, tapi sedang (cukup deras). Namun, hujannya sering,” pungkasnya.