KUTAI KARTANEGARA, eksposisi.com – Minggu malam (13/4/2025), di Pusat Kuliner Jalan KH Ahmad Muksin, Kelurahan Timbau, Tenggarong, lampu sorot menerangi sebuah panggung sederhana di tengah pusat kuliner kota. Pada titik kedelapan kampanye terbuka, calon Wakil Bupati Kutai Kartanegara nomor urut satu, Rendi Solihin, kembali menyapa warganya.
Begitu tiba, Rendi langsung menyalami para pendukung satu per satu. Senyumnya lebar, langkahnya mantap. Ia lalu duduk di kursi yang telah disiapkan, menatap kerumunan warga yang sebagian besar sudah akrab dengan sosoknya. Tema malam itu sederhana namun tegas: “Selangkah Lebih Dekat Bersama Rendi Solihin.”
Acara dipandu oleh dua pembawa acara energik: Elfun dan Si Ngerik. Mereka bukan sekadar MC, tapi menjadi penyambung rasa antara panggung dan penonton.
“Pasangan Aulia–Rendi bukan cuma mendengar, mereka mendatangi,” ujar Elfun, disambut tawa dan antusiasme warga.
Suasana makin hangat saat Akbar HK, tokoh masyarakat Tenggarong, naik ke atas panggung. Ia membuka orasinya dengan ajakan untuk menyamakan frekuensi menjelang Pilkada yang kian dekat. Dengan gaya tenang namun menggugah, Akbar menyinggung lagu “Kangen” yang sempat diputar sebelum acara dimulai.
“Lagu ini bukan sekadar nostalgia,” katanya. “Ia mengingatkan kita untuk tetap memilih yang sudah lama terbukti. Ada yang baru, tapi hati tetap ke yang lama.”
Menurut Akbar, pasangan Aulia–Rendi bukan hanya hadir saat masa kampanye, tapi telah lama menjadi bagian dari denyut kehidupan masyarakat Kukar.
“Ini bukan soal janji, ini soal jejak,” ujarnya, disambut tepuk tangan meriah.
Setelah Akbar turun, Rendi Solihin mengambil giliran menyampaikan orasinya. Ia memulai dengan gaya khasnya: santai namun berisi.
“Dihina tidak tumbang, dipuji makasih bang,” ucapnya, sebuah kalimat pendek yang langsung menjadi kutipan malam itu.
Rendi mengulas kembali akar dan perjalanan panjangnya bersama Aulia Rahman Basri.
“Saya anak pantai dari pesisir. Aulia anak hulu dari pedalaman,” tuturnya.
Perbedaan asal mereka, katanya, bukanlah halangan, melainkan kekuatan.
“Kami bersatu untuk Kukar. Dari hulu hingga pesisir, kami ingin memastikan tak ada daerah yang tertinggal.”
Warga pun diberi ruang untuk menyampaikan pandangan. Bu Mardiana menyebut pasangan nomor satu sebagai “pasangan pemberani.” Sementara Nur, warga lainnya, menyampaikan singkat namun tegas:
“Urang lawas pasti tahu siapa Rendi.”
Menjelang akhir acara, Rendi mengungkapkan salah satu gagasan keberlanjutan yang dibawanya bersama Aulia: membangun bioskop di Tenggarong. Baginya, akses terhadap hiburan dan ruang budaya adalah bagian dari pembangunan mental masyarakat.
“Anak-anak Kukar harus bisa nonton film di kampung sendiri, tidak perlu jauh ke kota lain,” ujarnya.
Ia pun menutup pidatonya dengan penuh optimisme.
“Kami yakin bisa menang lima puluh persen lebih. Dan kami tidak akan berhenti mendekat, mendengar, dan bekerja untuk rakyat,” katanya. (adm/fdl)